Quantcast
Channel: LionJobs.com Indonesia » Hot Profiles
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2

Susan Bachtiar

$
0
0

Manusia boleh saja bercita-cita, tapi Tuhan-lah yang berkehendak. Begitu gambaran karir artis cantik Susan Bachtiar di dunia pendidikan. Wanita kelahiran Jakarta, 39 tahun silam ini awalnya bercita-cita menjadi dokter namun karena gagal lolos UMPTN, Susan memilih kuliah di Fakultas Ilmu Kependidikan Bahasa Inggris, UNIKA (Univeristas Katolik) Atmajaya yang mengantarnya pada dunia belajar mengajar. “Sebenarnya saya juga tidak tahu kalau fakultas itu untuk calon guru. Saya baru sadar ketika semester 3 ada praktek mengajar, dan akhirnya saya tahu kalau lulusan fakultas ini adalah para calon guru atau tenaga pengajar,” ungkap Susan mengawali perbincangan.

Karir mengajarnya berawal dari tawaran seorang dosen senior yang memiliki yayasan untuk tenaga pengajar bahasa Inggris di sekolah Katolik. Saat itu, Susan ditawari mengajar anak kelas 2 sampai 6 SD. “Saya excited banget ya, karena itu pengalaman pertama saya mengajar anak-anak,” imbuhnya. Dari sana, tawaran mengajar bahasa Inggris terus mengalir. Susan pernah mengajar untuk anak TK, SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa. Baginya, semua pengalaman itu memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda.

 

from Rewards and Punishments to Love and Reason

 

“Kalau mahasiswa cenderung pasif, sedangkan anak SD hingga SMU, rata-rata mereka tidak mau disetir oleh guru karena masa-masa mereka adalah masa-masa menunjukkan jati diri. Berbeda dengan anak TK yang banyak menangani tingkah polos dan kebandelan anak-anak.” Susan masih ingat, kalau dulu ia sangat menghindar untuk mengajar anak TK. Karena di benaknya, anak TK itu sulit, repot, rewel, dan takut tidak ter-handle. “Saya pikir, apa saya cukup sabar mengajar anak TK? Eh, gak tahunya, saya malah keterusan sampai saat ini mengajar anak TK,” tandas wanita yang mengajar di TK St. Theresia ini.

Diakui Susan, rasa ketertarikan pada dunia belajar mengajar ini dirasakan selesai ia menyelesaikan praktek mengajar. “Ternyata mengajar itu enak, apalagi melihat anak-anak yang pada saat saya masuk tidak mengerti menjadi mengerti,” ucapnya dengan mata berbinar. Sejak itu, ia bertekad menjadi guru dan mendedikasikan dirinya pada dunia pendidikan. Buat mantan cover girl ini, ada kepuasan tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan apa pun juga saat melihat anak didiknya yang tidak bisa menjadi bisa.

“Mungkin ini panggilan Tuhan, karena saya memang tidak menyangka akan menjadi guru. Cita-cita saya dulu sebagai dokter karena ingin menolong orang, dan sekarang dengan jadi guru saya juga bisa memberikan sesuatu pada orang lain dalam bentuk knowledge,” terangnya. Tak heran, bila Susan merasa passionnya sebagai tenaga pengajar sudah tepat apalagi mengajar anak-anak. “Saya sempat ditawari kembali mengajar mahasiswa di Atmajaya, tapi saya tolak karena passion saya ada pada anak-anak. Mengajar anak-anak, saya merasakan interaksi yang aktif dan kelas yang hidup dibanding mengajar mahasiswa,” tambah aktris yang pernah membintangi film ‘Perempuan Punya Cerita’ ini.

Meski terkadang jenuh, namun Susan mengaku kembali bersemangat mengajar setelah melihat wajah polos anak-anak didiknya. “Justru kebandelan dan kepolosan mereka menjadi cerita sendiri buat saya, dan itu pula yang jadi motivasi terbesar saya tidak bisa meninggalkan dunia belajar mengajar ini,” kata Susan yang mengaku tidak ingin menjadi Kepala Sekolah ini. Sebagai seorang guru TK, Susan menerapkan sistem reward dan punishment bagi muridnya. Reward diberikan untuk menyemangati mereka dalam belajar. Sedangkan punishment dilakukan agar si murid mengetahui kesalahannya dan punishment ini tentunya yang membangun, bukan fisik. Bahkan untuk mengatasi kesalahpahaman yang kadang terjadi antara orang tua murid dan guru, Susan menyarankan penggunaan CCTV di setiap kelas.

Walau begitu, Susan mengaku dirinya masih belum cukup puas karena mengajar itu sama artinya dengan belajar, tidak boleh berhenti dan harus terus digali. Menurutnya, guru yang baik adalah guru yang mau terus belajar. “Saya cukup puas sebagai pengajar, membuat anak didik saya pintar, tapi saya belum merasa puas dengan semua ini. Malahan saya jadi banyak belajar dari kepolosan dan tingkah laku anak-anak. Jadi seperti berkaca pada mereka,” tutupnya.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2

Latest Images

Trending Articles



Latest Images